Abdya - Prospek budidaya holtikultura jenis cabai di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai menggeliat. Perkembangan usaha pertanian ini makin ngetrend, pasalnya permintaan kebutuhan bumbu cabai untuk acara kenduri masyarakat di masa endemi terus semakin tinggi.
Dandim 0110/Abdya Letkol Inf Roqich Hariadi melalui Pasiter Kapten Inf Azwani membenarkan, di samping fokus pada sektor pertanian padi, para Babinsa di wilayah juga memberikan pendampingan mengolah budidaya cabai.
Baca juga:
Babinsa Blang Guci Bantu Panen Padi Petani
|
"Ya benar. Berkebun cabai saat ini sangat ngetrend, karena pangsa pasarnya ini mudah dan paling laris. Kebutuhan cabai ini kurang lebih hampir sama dengan beras. Setiap hari pasti dibeli, karena cabai merupakan bumbu utama harian, " kata Pasiter saat ditemui media ini di Blangpidie, Kamis (26/5/2022).
Pasiter menyebutkan, untuk mendukung geliat usaha tersebut, ia telah menginstruksikan jajaran Babinsa agar intens mendorong dan mendampingi para petani dalam budidaya cabai.
"Kebetulan ada beberapa anggota kita yang sudah disekolahkan ilmu pertanian di Bandung. Mudah-mudahan ilmunya itu bisa diamalkan untuk membantu meningkatkan ekonomi petani. Geliat ekonomi warga ini harus kita dukung, " tandasnya.
Sebagai Informasi, usaha budidaya cabai di wilayah Aceh khususnya di Abdya semakin menjamur. Prospek ini dianggap paling praktis untuk mengganjal kebutuhan ekonomi.
Tercatat, harga cabai di pasaran saat ini berada di angka Rp. 35-40 ribu perkilogram. Harga ini perlahan meningkat, mengingat supply belanja sayuran di Aceh untuk kebutuhan variasi kenduri warga di wilayah semakin meningkat pasca diumumkannya masa endemi.